Rabu, 27 Februari 2019

Teks Editorial


            Hai SobatBahrul kembali lagi dengan kami di Siswa Cerdas. Oke kali ini kami akan mengajak SobatBahrul untuk membantu permasalahan dalam teks editorial. Teks editorial (opini) sendiri adalah artikel yang mempresentasikan pendapat sebuah surat kabar mengenai sebuah isu tertentu. Itu tersebut meliputi masalah politik, sosial, ataupun masalah ekonomi yang memiliki hubungan secara signifikan dengan politik.
            Bagaimana SobatBahrul, apakah masih bingung dengan apa sih itu teks editorial? Baiklah supaya tidak bingung lagi, disini kami akan memberikan sebuah contoh teks editorial.




Peraturan itu Harus Efektif Diimplementasikan
            Untuk apakah peraturan dibuat? Ternyata agar bisa diimplementasikan, karena peraturan itu dibuat untuk kepentingan bersama. Apa jadinya kalau peraturan dibuat tetapi tidak efektif dilaksanakan? Pasti ada sesuatu yang tidak tepat dalam merumuskan suatu peraturan.
            Ya, sekarang ini sedang heboh-hebohnya masyarakat yang enggan untuk ditilang. Mereka menolak dengan keras ketika aparat kepolisian menilang mereka, padahal mereka telah terbukti bersalah. Namun apakah respon mereka? Apakah respon mereka positif? Apakah mereka menerima dan mengakui kesalahan mereka? Tetapi pada kenyataannya mereka malah menolak untuk ditilang bahkan melawan petugas kepolisian sampai-sampai ada juga yang merusak kendaraannya sendiri.
            Mengapa masyarakat menolak bahkan melawan kepada kepolisian? Mengapa peraturan itu tidak efektif? Pertama,karena soal disiplin. Masyarakat kita sangat rendah akan tingkat kedisiplinannya. Mereka selalu mencari cara untuk mengakali peraturan agar mereka bisa bebas. Ancaman hukuman bukanlah sesuatu yang ditakuti karena masyarakat paham bahwa hal yang satu ini merupakan kelemahan lain dari bangsa kita. Masyarakat juga tahu bagaimana cara agar ia tidak terjerat akan ancaman hukuman tersebut yang dikenal oleh mereka sangat tidak tegas dan adil.
            Alasan kedua, banyak opini atau isu yang beredar di masyarakat akan adanya petugas kepolisian yang kurang tegas dan adil dalam melaksanakan tugasnya di lapangan ini. Mereka bisa dengan mudahnya disogok oleh masyarakat baik berupa barang maupun uang ataupun hal lain untuk kepentingan individu (bukan atas kepentingan penegakan hukum) yang bisa membuat mereka bebas secara Cuma-Cuma. Beda lagi dengan masyarakat yang tidak mempunyai apa-apa sehingga mereka tidak bisa menyogok atau menyuap pihak kepolisian, kendaraan mereka akan diamankan dan mereka akan dikenai denda serta sidang. Sungguh hal yang sangat ironi di Negara ini.
            Sekarang ini muncul pertanyaan baru, apakah pihak kepolisian masih bisa bekerja bukan untuk kepentingan individu tetapi untuk kepentingan penegakan hukum. Mau diapakan lagi peraturan ini agar bisa lebih efektif dan efisien sedangkan peraturan tersebut saja susah sekali diimplementasikan. Tentunya harus adanya kesadaran baik dari diri kita sendiri ataupun dari pihak kepolisian agar hal seperti ini tidak terjadi lagi.
       Inilah yang sebenarnya kita ingatkan. Peraturan ini seharusnya dibuat dengan mempertimbangkan segala aspek secara matang. Peraturan ini juga harus mendapat dukungan dari masyarakat agar bisa berjalan efektif.
            Untuk apa peraturan itu dibuat tetapi malah untuk dilanggar? Begitu banyak peraturan yang dibuat, tetapi pada akhirnya tidak bisa diterapkan Karena tidak dirasakan sebagai kebutuhan bersama oleh masyarakat.
            Ketika peraturan itu tidak bisa efektif dilaksanakan, yang akhirnya menjadi korban adalah  si pembuat peraturan sendiri. Setidaknya wibawanya menjadi turun karena peraturan yang dibuat tidak bisa diimplementasikan sama sekali.


            Nah itulah contoh mengenai teks editorial. Semoga bisa bermanfaat bagi kalian semua SobatBahrul. Tunggu postingan kami berikutnya yaa..

Sabtu, 23 Februari 2019

Novel Pendek bag 1


Sigma Tanaka
Kesuksesan merupakan impian semua orang namun manusia sendiri bisa bisa dijadikan alat oleh segelintir orang yang ingin sukses tanpa memikirkan nasib dari orang tersebut. Zaman yang semakin maju menyebabkan persaingan yang cukup keras. Ya kesetaraan yang kini hanya bisa dijadikan sebagai konsep palsu.
            Sigma Tanaka merupakan sebuah sekolah yang berada di Negara Chikuwa, sekolah ini merupakan sekolah yang sangat tenar karena prestasinya yang maju pesat. Pembagian kelasnya pun didasari oleh prestasi dari setiap anak dikelasnya ataupun dari perolehan point. Namun kelas tersebut bisa berubah tergantung perolehan point dari masing-masing kelasnya.
Hota                :“Kau diterima dikelas apa?”
Evans              :“ Hahahah seperti kemampuanku kini karena kepintaran dan kehebatanku jelas aku masuk kelas A” cetus Evans dengan nada sombong.
Hota                : “Telah berkembang cukup pesat kau ya”
Evans              : “Ya jelas” jawab Evans yang cukup singkat dan langsung pergi begitu saja meninggalakan Hota.
            Hal itu membuat Hota geram akan prilaku Evans, ia pun pergi ke kelas nya kembali dimana ia termasuk dalam kelas D.
Saori                : “Kenapa mukamu masam seperti itu?”
Hota                : “Tidak apa- apa kok, hanya tadi…” belum sempat selesai berbicara namun dipotong oleh Hakama.
Hakama           : “Sudahlah Hotaa kau ini percuma saja bila meladeni Evans,dia telah mendapatkan beasiswa dimana mana bahkan ia bersekolah disipun gratis”.
Hota                : “Apa?” Jawab Hota yang kaget dengan penjelasan yang dikemukakan oleh Hakama.
Hakama           : “Ya, bahkan kepala sekolahpun sudah benar-benar mengakuinya sebagai anak emas dari sekolah tersebut”
            Kelas D sering dianggap remeh oleh beberapa pihak dan sering disebut sebagai kelas buangan. Sigma Tanaka memang sekolah para anak anak yang mendapatkan beasiswa dan siswa/I dari kalangan kaum atas sehingga ketenaran dan persaingan masuknyapun sangat sulit. Sekolah ini menerapkan system point disetiap kelasnya dimana point tersebut bisa didapat dengan cara mereka mendapatkan nilai yang besar namun point tersebut juga akan berkurang ketika mereka yang melanggar peraturan sekolah tersebut.
…. …
                        Dihalaman sekolah nampak seorang siswa berlari lari dengan cepat dan fokus menatap satu tujuan.
Saori                : “Hota hota tunggu aku” cakap Saori dengan napas yang tidak teratur.
Hota                : “Kenapa kau seakan akan terburu buru? Padahal jam masih menunjukan pukul 6 pagi?”.
Saori                : “Aku mendapat kabar, bahwa sekolah akan mengikuti lomba basket tingkat nasional, ini sangat cocok untukmu”.
Hota                : “Apa benar berita itu? Kalau benar aku pasti akan mengikutinya”.
Saori                : “Ya jelas benar, kemarin aku dengar sendiri obrolan para guru ketika aku hendak ke toilet”
Hota                : “Baiklah”
Saori                : “Penyeleksian team basket akan dilaksanakan pada hari kamis 29 Desember 2034, tertera pengumuman tersebut di mading.”
Hota                : “Yosh, besok adalah penyeleksiannya dan aku pasti akan masuk ke dalam team tersebut”
.. …..
Esok Harinya di lapangan sekolah.
Evans              : “Hah kau mau mengikuti seleksi team basket, mana mungkin kau bisa masuk hahaha” ucap Evans kepada Hota.
            Tapi Hota hanya mendengarkan saja perkataan dari Evans tersebut seolah olah ia mengabaikannya begitu saja.
Pelatih             : “Prittttttt, ayo semuanya kumpul disini” ujar pelatih tua tersebut.
            Semua siswapun berkumpul atas perintas Pelatih.
Pelatih             :“Sistem penyeleksian kali ini akan didasarkan pada kelas, skill, dan kelincahan dia saat bermain basket”.
Hota                : “Maaf pak, kenapa harus berdasarkan pada kelas juga?”
Pelatih             : “Ya anak muda, disini kita memprioritaskan terlebih dahulu dari kelas atas lalu ke kelas bawah”.
Hota                : “Ini sungguh tidak adil”.
Evans              : “Diam kau, turuti saja perintah dari pak pelatih” ujar Evans memotong dengan nada yang keras.
Pelatih             : “Sudah sudah sekarang kalian bagi team dan main dengan sportif”.
            Evans pun langsung mengambil alih untuk memimpin pembagian team tersebut. Pertandinganpun dimulai dan tak terasa matahari sudah nampak ingin pulang.
Prittt pritttt..
 suara peluit akhir dari pertandingan tersebut.
Pelatih             : “Hasilnya esok akan dipampang di mading sekolah, kalian semua bisa melihatnya secara langsung disana”.
Hota                : “Yahhhh, walaupun aku kelas D tapi pasti aku bisa masuk kedalam team tersebut.”
Evans              : “Sudahlah kau jangan terlalu berharap bisa masuk, ikut seleksi saja kau seharusnya bangga, hahahah” celetus Evans kepada Hota.

              Namun sepertinya Hota sudah kebal dengan semua ucapan Evans yang mengarah kepadanya.
..........



Tunggu kelanjutannya ya SobatBahrul.. 
            

Cerpen




Ghost in Classroom

Hai, nama gua Husen. Ini kisah nyata gua yang gua alamin waktu gua kelas 8 SMP dulu.

Gua sekolah disalah satu SMP di daerah Kuningan Jawa Barat. Hari itu hari kamis, hari dimana gua dapet jadwal piket kelas. Jadi gua harus berangkat lebih pagi dari biasanya. Yah meskipun gua juga biasa berangkat jam 6. Waktu itu gua sampe sekolah jam 6 kurang 10 menit. Cuaca mendung membuat sekolah tampak mengerikan. Apalagi belum ada satu siswa pun yang berangkat. Biasanya sih Hendra udah nongkrong di depan kelas.

Oh iya, kelas gua ada di ujung sekolah. Dekat sumur tua di sekolah. Cuaca yang juga cukup dingin membuat suasana pagi itu semakin mencekam.

Sesampainya di kelas, tanpa buang-buang waktu gua langsung naruh tas di bangku gua lalu comot sapu dan piket. Beberapa menit kemudian Hendra datang.
Hendra                 :“Assalamualaikum.”
Husen              : “Waalaikumsalam.”
Hendra             : “Piket, Sen?”
Husen              : “Iya ndra.” Hendra pun berjalan menuju bangkunya.
Hendra            : “Ih kotor banget sih, ada kemoceng gak sih Sen?”
Husen              : “Gak tau, gua belum cek. gua langsung nyapu soalnya, lo coba cari di almari deh.”

Hendra langsung berjalan menuju almari kayu yang usang dan reyot di kelasku.

Dannn……….

Hendra            : “Gak ada. gua pinjem kelas sebelah aja deh. Udah ada yang berangkat belum sih?”
Husen              : “Belum. Baru kita berdua yang ada di sekolah ini.”

Hendra langsung berjalan menuju kelas 8.7 yang ada di sebelah kelas gua, 8.8. Saat gua menyapu meja bagian paling depan, gua lihat cewek pake kerudung paris, berjalan nunduk sampe gua gak bisa lihat mukanya, dan pake seragam batik sama kayak gua, tapi batik dia udah usang lewat depan kelas gua dengan pelan dan terlihat lemah. Karena gua kira dia anak kelas 8.7 ya gua cuek-cuek aja gak mikir aneh. Tiba-tiba…

Hendra            : “Hwaaa… Sen, lo tadi ngapain bisikin gua?” Kata Hendra dengan suara berat dan ngos-ngosan
Husen              : “Huh? gua piket aja belum kelar nggi. Masa gua mau nyusulin lo. Orang gua dari tadi di sini.”
Hendra            : “Tapi tadi ada yang bisikin ‘sshhhttt’ di telinga gua dan itu kedengar jelas banget, gua gak bohong.”
Husen              : “Anak kelas 8.7 mungkin.”
Hendra            : “Belum ada yang berangkat.”
Husen              : “Huh? Belum ada yang berangkat? Tapi tadi gua liat ada cewek jalan nunduk lemes gitu. Dia jalan di depan kelas kita begitu lo keluar. gua pikir dia anak kelas 8.7”

Hendra            : “Gua baru aja dari kelas 8.7 tapi gak ada orang. Kosong melompong Husennn… Terus abis itu gua cari kemoceng tapi di kelas itu gak ada terus gua nyari ampe ke lorong. Nah disitulah gua dibisikin.”
Husen              : “Iya juga sih ya kalo ada yang berangkat otomatis gua liat kan dia harus lewat kelas kita. Kalaupun dia lewat lorong lo juga harusnya liat. Eemmm…. Terus tadi itu??”

Hendra            : “Setaaannn… Sen ayo kita ke luar, duduk di luar aja.” kata Hendra dengan panik
Husen              : “Bentar ndra, piket gua nanggung nih bentar lagi kelar kok. Lo duluan aja.”

Hendra yang tidak sabar dan terlanjur parno langsung samber sapu dan bantuin gua piket. Jam 6 lebih 15 kita selesai piket dan duduk di depan kelas. Ada 2 kursi kayu masing-masing untuk 1 orang dan sebuah kursi panjang yang bisa diduduki kurang lebih 6 orang. Gua sama Hendra duduk di kursi kayu. Sedangkan kursi panjang itu kosong. Tiba-tiba..

Tanpa angin apapun kursi panjang di samping kita bergetar hebat sampe berbunyi ‘gggrrrkkk’ refleks gua sama Hendra langsung berpandangan.

Husen              : “Kok belum ada yang berangkat lagi ya ndra?”
Hendra             : “Bentar lagi Sen. Bertahanlah.”

Beberapa menit kemudian teman-teman kita semua berangkat. Dan kita pun mengikuti KBM di kelas dengan kurang fokus karena kejadian tadi pagi.

Jam istirahat.. 

Kita gak berhenti ngomongin kejadian tadi pagi. Karena gua bosen dan gak percaya sama apa yang gua alamin sendiri. gua berdiri terus narik Joko dan kita muter-muter sambil pegangan tangan. Tiba-tiba kita berdua berhenti mendadak secara bersamaan.

Husen              : “Gua liat anak kecil jongkok di situ.” saut gua sambil nunjuk tempat dimana gua lihat anak itu,
Joko                 : “Iya sama gua juga liat. Pake baju biru donker sambil pegang bunga, nunduk.”  
Husen              : “Iya. Bener”

Kringggg…

Jam tanda istirahat berakhir berbunyi. Kita kembali mengikuti KBM.

Jam pulang sekolah pun tiba temen-temen gua yang cowok duduk istirahat di kursi besi depan kelas dan sebagian ada yang duduk di lantai.
Diki                 : “Gila capek banget gua.”
Semua Siswa   : “Sama gua juga.”

Tak lama setelah itu,
Hendra            : “Kalian denger suara cewek nangis gak sih?”
Dimas              : “Eh iya ada suara cewek nangis tapi dari belakang kelas.”
Husen              : “Mana sih gua gak denger.”
Budi                : “Gua juga gak denger.”  
Hendra            : “Kalian diem makanya, jangan ada yang bicara dan dengerin
baik-baik!”

Dan ternyata benar, ada suara cewek nangis.

Husen              : “Cari tau yuk?” Usul gua
Budi                : “Idihh ogah. Kurang kerjaan amat lo. Pulang yuk. gua udah dijemput.” 
Husen              : “Pulang aja yuk Sen,” ajak Dimas
Husen              : “Hfftt yaudah deh. Sebenernya gua penasaran.”
Dimas              : “Gak usah penasaran. Anggep aja mimpi buruk. gua takut soalnya. Hehehehe.”

Keesokan harinya..

Hendra             : “Gua tau asal usul setan itu.”
Husen              : “Gimana emang?”  
Hendra             : “Entar jam istirahat gua ceritain sekalian sama yang lain.”
Diki                 : “Kenapa gak sekarang?”
Hendra            : “Kalo kita ngomongin dia disini, ntar dia bakal ganggu kita lagi kayak kemaren.”
Budi                : “Terus ntar cerita dimana?”
Hendra            : “Lapangan. Gak usah bahas apapun tentang dia.”

Kringgg... Tanda jam istirahat…

Joko                 : “Ayo.” Kata Joko yang penasaran sama ceritanya langsung menarik Hendra ke tengah lapangan
Dimas              : “Panas banget gila.” Keluh Dimas
Hendra            : “Jadi, dia itu 20 tahun yang lalu adalah kelas 8 yang punya kakak kelas 9. Tapi kakaknya itu dulu di bully terus karena culun, cupu. Kakaknya sering ngeluh sambil nangis gitu. Adiknya pasti kasihan kan? Terus beberapa bulan kemudian si adik ini meninggal karena kanker. Tapi dia belum bisa balas dendam buat orang yang bully kakaknya.. Mungkin karena itu dia gak tenang di alam sana.”
Budi                : “Kenapa kita yang diganggu?”
Husen              : “Ya mungkin karena kelas dia dulu sekarang jadi kelas kita gitu mungkin.”
Hendra            : “Enggak, dia itu dulu di kelas 8.8. Tapi karena kelas kita sekitarnya kotor dan ada sumur tua jadi dia pindah.”
Joko                 : “Oh gitu.. Terus gimana caranya biar dia gak ganggu kita?”
Hendra             : “Jangan bicarain hal ghaib di sekitar kelas kita.”
Joko                 : “Okey.”
Husen              : “Tapi lo bisa tau darimana ndra?”
Hendra            : “Dari om gua. Dia bisa tau meskipun gak lihat langsung.”

Beberapa bulan kemudian kita ganti kelas karena kita naik kelas.. Horee.. Gua masuk di kelas 9.2 bro. Kelas yang bagus dan strategis juga terang karena sinar matahari bisa menyinari tanpa halangan. Akhirnya bisa terbebaskan dari kelas yang bisa dibilang misterius tersebut.

Di akhir semester 1, anak kelas 8.8 yang baru mengeluhkan hal yang sama. Kita sebagai kakak kelas yang baik dan bertanggungjawab sekaligus yang pernah ngalamin hal serupa langsung bertindak agar kejadian tersebut tidak akan pernah terjadi lagi. Kita sudah kasih tau mereka jangan ngomongin dia di sekitar kelas, Tapi mereka bandel, ga percaya omongan kita bahkan ngelak dan masih aja heboh. Alhasil merekapun masih sering diganggu oleh setan gentayangan tersebut. Dan sekarang gua kelas 12, semoga aja dipermulaan adaptasi sama sekolah gua gak ngalamin kejadian horor kaya dulu lagi. Konon katanya sumur tua itu sekarang sudah ditutup dan diratakan karena berbagai peristiwa tersebut dan juga kelas 8.8 yang tadinya dikenal mistis sekarang diubah dan didekor menjadi lebih rapih dan indah. Tapi anehnya walaupun sudah dirombak total dan diperbagus kejadian tersebut masih terlihat dan terpikir dengan jelas oleh Gua beserta temen-temen seperjuangan Gua yang merasakan sensasinya secara langsung akan hal misterius tersebut.


Indonesia Rawan Politik Uang





Indonesia Rawan Politik Uang

          Badan Pengawas Pemilu (BAWASLU) menyatakan bahwa salah satu hal yang diwaspadai pada tahun 2019 ini adalah mengenai Politik Uang.
        Sudak tak asing lagi dimana dinegara ini rawan politik uang. Para Caleg, parpol, maupun tim sukses biasanya lebih mementingkan untuk meraih suara instan secara universal dan dengan cara finansial yang mereka miliki. Mereka siap untuk melontarkan sejumlah uang yang mereka miliki, tak memandang apakah akan disebarkan ke masyarakat pelosok ataupun kota, masyarakat yang mampu secara ekonomi ataupun tidak, yang terpenting mereka bisa mendapatkan suara dengan sebanyak-banyaknya.
           Biasanya pun sasaran yang mereka tuju adalah seseorang ataupun masyarakat yang masih buta akan politik. Mereka akan mempengaruhi orang tersebut untuk bisa memilih mereka bahkan masyarakat tersebut bisa mengajak masyarakat yang lain untuk bisa mendukung mereka juga. Tentunya dengan iming-iming harta ataupun sejumlah uang yang mereka miliki dan dijanjikan untuk diberinya kepada masyarakat tersebut bisa mempermudah cara mereka dalam hal kampanye ini.
         Tak lepas dari hal tersebut, sebenarnya ada beberapa faktor yang bisa menimbulkan politik uang pada sekarang ini. Mulai dari persaingan yang semakin panas bahkan pelaksanaan system perundang-undangan yang masih belum kuat.
         Pada pasal 71 ayat (1) PKPU menyebutkan partai politik atau gabungan partai politik, pasangan calon dan atau tim kampanye dilarang menjanjikan dan atau memberikan ataupun materi lainnya untuk memengaruhi pemilih. Tetapi, ayat (2) menyebutkan dalam masa kampanye partai politik ataupun gabungan partai politik, pasangan calon dan atau tim kampanye dapat memberi makanan, minum dan transportasi kepada peserta kampanye. Dilanjutkan dengan ayat (3) yakni biaya makan, minum, dan transportasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilarang memberikan dalam bentuk uang. 
         Melihat hal tersebut mungkin KPU bisa mempunyai undang-undang yang kuat tentang Pemilu, tetapi masih belum detail aturan-aturannya yang menjelaskan mengenai praktik politik uang atau biasa disebut dengan praktik money politic.
        Sulit sebenarnya untuk membuktikan bahwa partai politik atau gabungan partai politik,pasangan calon dan atau tim kampanye melakukan praktik politik uang. Namun sebenarnya bisa saja dilakukan oleh BAWASLU dengan cara melakukan patrol-patroli secara diam-diam ke tempat-tempat yang sedang berlangsungnya kampanye ataupun bisa menugaskan anggotaya disetiap daerah untuk memotitoring jalannya kampanye di beberapa daerah agar praktik politik uang atau money politic bisa sedikit demi sedikit untuk dibasmi dan dihilangkan.

Contoh Surat Lamaran Kerja


Hai SobatBahrul kembali lagi dengan kami di Siswa Cerdas. Oke kali ini kami akan mengajak SobatBahrul untuk membantu dalam permasalahan mengenai teks surat lamaran pekerjaan. Tentunya ketika kita akan melamar sebuah pekerjaan kita harus mengirimkan sebuah surat mengenai tujuan kita yang hendak akan bekerja. Membuat surat lamaran pekerjaanpun harus memperhatikan bahasa ataupun cara penyampaian kita agar bisa meyakinkan pihak perusahaan ataupun lembaga tersebut untuk bisa menerima kita.
Baiklah SobatBahrul supaya tidak bingung lagi, disini kami akan berikan satu contoh mengenai surat lamaran pekerjaan.

Kuningan, 11 November 2018


Kepada Yth : INDRIA TEHNIK SEJAHTERA SOLO
Jl. Solo Puwodadi Km 9


Hal : Lamaran Kerja

Dengan hormat,

Sehubungan dengan informasi yang saya peroleh bahwa perusahaan yang Bapak/Ibu pimpin sedang membutuhkan karyawan, maka itu saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama                             : Bahar Candy
Tempat, tanggal lahir     : Kuningan, 08 Agustus 1988
Jenis Kelamin                : Laki-laki
Pendidikan                     : S1 Teknik Industri
Alamat                           : Melati, RT.12 / RW.34 Cilimus, Kuningan
Telepon                          : 085867545713
Dengan ini mengajukan permohonan kepada Bapak/Ibu, miranya dapat menerima saya menjadi karyawan di perusahaan yang Bapak/Ibu pimpin.Saya mempunyai kondisi kesehatan yang baik,loyalitas tinggi, jujur, ulet, cepat memahami hal baru yang sedang dipelajari/dikerjakan, motivasi tinggi dan bersedia ditempatkan dibagian manapun sesuai kebutuhan perusahaan.

Sebagai bahan pertimbangan bersama ini saya lampirkan :

  1. Fotocopy Ijazah Terakhir             1 lembar
  2. Fotocopy KTP                              1 lembar
  3. Pas Foto ukuran 3x4                    2 lembar
  4. Daftar Riwayat Hidup
  5. Surat Pengalaman Kerja
Demikian surat permohonan pekerjaan saya buat besar harapan saya untuk dapat diterima di Perusahaan yang Bapak/Ibu Pimpin. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

    Hormat saya 





( BAHAR CANDY )     


Nah itulah contoh mengenai surat lamaran kerja. Semoga bisa bermanfaat bagi kalian semua SobatBahrul. Tunggu postingan kami berikutnya yaa…