Sabtu, 23 Februari 2019

Novel Pendek bag 1


Sigma Tanaka
Kesuksesan merupakan impian semua orang namun manusia sendiri bisa bisa dijadikan alat oleh segelintir orang yang ingin sukses tanpa memikirkan nasib dari orang tersebut. Zaman yang semakin maju menyebabkan persaingan yang cukup keras. Ya kesetaraan yang kini hanya bisa dijadikan sebagai konsep palsu.
            Sigma Tanaka merupakan sebuah sekolah yang berada di Negara Chikuwa, sekolah ini merupakan sekolah yang sangat tenar karena prestasinya yang maju pesat. Pembagian kelasnya pun didasari oleh prestasi dari setiap anak dikelasnya ataupun dari perolehan point. Namun kelas tersebut bisa berubah tergantung perolehan point dari masing-masing kelasnya.
Hota                :“Kau diterima dikelas apa?”
Evans              :“ Hahahah seperti kemampuanku kini karena kepintaran dan kehebatanku jelas aku masuk kelas A” cetus Evans dengan nada sombong.
Hota                : “Telah berkembang cukup pesat kau ya”
Evans              : “Ya jelas” jawab Evans yang cukup singkat dan langsung pergi begitu saja meninggalakan Hota.
            Hal itu membuat Hota geram akan prilaku Evans, ia pun pergi ke kelas nya kembali dimana ia termasuk dalam kelas D.
Saori                : “Kenapa mukamu masam seperti itu?”
Hota                : “Tidak apa- apa kok, hanya tadi…” belum sempat selesai berbicara namun dipotong oleh Hakama.
Hakama           : “Sudahlah Hotaa kau ini percuma saja bila meladeni Evans,dia telah mendapatkan beasiswa dimana mana bahkan ia bersekolah disipun gratis”.
Hota                : “Apa?” Jawab Hota yang kaget dengan penjelasan yang dikemukakan oleh Hakama.
Hakama           : “Ya, bahkan kepala sekolahpun sudah benar-benar mengakuinya sebagai anak emas dari sekolah tersebut”
            Kelas D sering dianggap remeh oleh beberapa pihak dan sering disebut sebagai kelas buangan. Sigma Tanaka memang sekolah para anak anak yang mendapatkan beasiswa dan siswa/I dari kalangan kaum atas sehingga ketenaran dan persaingan masuknyapun sangat sulit. Sekolah ini menerapkan system point disetiap kelasnya dimana point tersebut bisa didapat dengan cara mereka mendapatkan nilai yang besar namun point tersebut juga akan berkurang ketika mereka yang melanggar peraturan sekolah tersebut.
…. …
                        Dihalaman sekolah nampak seorang siswa berlari lari dengan cepat dan fokus menatap satu tujuan.
Saori                : “Hota hota tunggu aku” cakap Saori dengan napas yang tidak teratur.
Hota                : “Kenapa kau seakan akan terburu buru? Padahal jam masih menunjukan pukul 6 pagi?”.
Saori                : “Aku mendapat kabar, bahwa sekolah akan mengikuti lomba basket tingkat nasional, ini sangat cocok untukmu”.
Hota                : “Apa benar berita itu? Kalau benar aku pasti akan mengikutinya”.
Saori                : “Ya jelas benar, kemarin aku dengar sendiri obrolan para guru ketika aku hendak ke toilet”
Hota                : “Baiklah”
Saori                : “Penyeleksian team basket akan dilaksanakan pada hari kamis 29 Desember 2034, tertera pengumuman tersebut di mading.”
Hota                : “Yosh, besok adalah penyeleksiannya dan aku pasti akan masuk ke dalam team tersebut”
.. …..
Esok Harinya di lapangan sekolah.
Evans              : “Hah kau mau mengikuti seleksi team basket, mana mungkin kau bisa masuk hahaha” ucap Evans kepada Hota.
            Tapi Hota hanya mendengarkan saja perkataan dari Evans tersebut seolah olah ia mengabaikannya begitu saja.
Pelatih             : “Prittttttt, ayo semuanya kumpul disini” ujar pelatih tua tersebut.
            Semua siswapun berkumpul atas perintas Pelatih.
Pelatih             :“Sistem penyeleksian kali ini akan didasarkan pada kelas, skill, dan kelincahan dia saat bermain basket”.
Hota                : “Maaf pak, kenapa harus berdasarkan pada kelas juga?”
Pelatih             : “Ya anak muda, disini kita memprioritaskan terlebih dahulu dari kelas atas lalu ke kelas bawah”.
Hota                : “Ini sungguh tidak adil”.
Evans              : “Diam kau, turuti saja perintah dari pak pelatih” ujar Evans memotong dengan nada yang keras.
Pelatih             : “Sudah sudah sekarang kalian bagi team dan main dengan sportif”.
            Evans pun langsung mengambil alih untuk memimpin pembagian team tersebut. Pertandinganpun dimulai dan tak terasa matahari sudah nampak ingin pulang.
Prittt pritttt..
 suara peluit akhir dari pertandingan tersebut.
Pelatih             : “Hasilnya esok akan dipampang di mading sekolah, kalian semua bisa melihatnya secara langsung disana”.
Hota                : “Yahhhh, walaupun aku kelas D tapi pasti aku bisa masuk kedalam team tersebut.”
Evans              : “Sudahlah kau jangan terlalu berharap bisa masuk, ikut seleksi saja kau seharusnya bangga, hahahah” celetus Evans kepada Hota.

              Namun sepertinya Hota sudah kebal dengan semua ucapan Evans yang mengarah kepadanya.
..........



Tunggu kelanjutannya ya SobatBahrul.. 
            

21 komentar:

  1. Ga sabar buat nunggu kelanjutannyaa!! Semangat !!

    BalasHapus
  2. Bagus! dari judul saja sudah membuat saya bertanya-tanya penasaran. Lanjutkan, sob.

    BalasHapus