Sigma Tanaka
Kesuksesan
merupakan impian semua orang namun manusia sendiri bisa bisa dijadikan alat
oleh segelintir orang yang ingin sukses tanpa memikirkan nasib dari orang
tersebut. Zaman yang semakin maju menyebabkan persaingan yang cukup keras. Ya
kesetaraan yang kini hanya bisa dijadikan sebagai konsep palsu.
Sigma Tanaka merupakan sebuah
sekolah yang berada di Negara Chikuwa, sekolah ini merupakan sekolah yang
sangat tenar karena prestasinya yang maju pesat. Pembagian kelasnya pun
didasari oleh prestasi dari setiap anak dikelasnya ataupun dari perolehan
point. Namun kelas tersebut bisa berubah tergantung perolehan point dari
masing-masing kelasnya.
Hota :“Kau diterima dikelas apa?”
Evans :“ Hahahah seperti kemampuanku kini
karena kepintaran dan kehebatanku jelas aku masuk kelas A” cetus Evans dengan
nada sombong.
Hota : “Telah berkembang cukup pesat
kau ya”
Evans : “Ya jelas” jawab Evans yang
cukup singkat dan langsung pergi begitu saja meninggalakan Hota.
Hal itu membuat Hota geram akan prilaku
Evans, ia pun pergi ke kelas nya kembali dimana ia termasuk dalam kelas D.
Saori : “Kenapa mukamu masam seperti
itu?”
Hota : “Tidak apa- apa kok, hanya
tadi…” belum sempat selesai berbicara namun dipotong oleh Hakama.
Hakama : “Sudahlah Hotaa kau ini percuma
saja bila meladeni Evans,dia telah mendapatkan beasiswa dimana mana bahkan ia
bersekolah disipun gratis”.
Hota : “Apa?” Jawab Hota yang kaget
dengan penjelasan yang dikemukakan oleh Hakama.
Hakama : “Ya, bahkan kepala sekolahpun sudah
benar-benar mengakuinya sebagai anak emas dari sekolah tersebut”
Kelas
D sering dianggap remeh oleh beberapa pihak dan sering disebut sebagai kelas
buangan. Sigma Tanaka memang sekolah para anak anak yang mendapatkan beasiswa dan
siswa/I dari kalangan kaum atas sehingga ketenaran dan persaingan masuknyapun
sangat sulit. Sekolah ini menerapkan system point disetiap kelasnya dimana
point tersebut bisa didapat dengan cara mereka mendapatkan nilai yang besar
namun point tersebut juga akan berkurang ketika mereka yang melanggar peraturan
sekolah tersebut.
….
…
Dihalaman
sekolah nampak seorang siswa berlari lari dengan cepat dan fokus menatap satu
tujuan.
Saori : “Hota hota tunggu aku” cakap
Saori dengan napas yang tidak teratur.
Hota : “Kenapa kau seakan akan
terburu buru? Padahal jam masih menunjukan pukul 6 pagi?”.
Saori : “Aku mendapat kabar, bahwa
sekolah akan mengikuti lomba basket tingkat nasional, ini sangat cocok
untukmu”.
Hota : “Apa benar berita itu? Kalau
benar aku pasti akan mengikutinya”.
Saori : “Ya jelas benar, kemarin aku
dengar sendiri obrolan para guru ketika aku hendak ke toilet”
Hota : “Baiklah”
Saori : “Penyeleksian team basket akan
dilaksanakan pada hari kamis 29 Desember 2034, tertera pengumuman tersebut di mading.”
Hota : “Yosh, besok adalah
penyeleksiannya dan aku pasti akan masuk ke dalam team tersebut”
..
…..
Esok
Harinya di lapangan sekolah.
Evans : “Hah kau mau mengikuti seleksi
team basket, mana mungkin kau bisa masuk hahaha” ucap Evans kepada Hota.
Tapi Hota hanya mendengarkan saja
perkataan dari Evans tersebut seolah olah ia mengabaikannya begitu saja.
Pelatih : “Prittttttt, ayo semuanya kumpul
disini” ujar pelatih tua tersebut.
Semua siswapun berkumpul atas
perintas Pelatih.
Pelatih
:“Sistem penyeleksian kali ini
akan didasarkan pada kelas, skill, dan kelincahan dia saat bermain basket”.
Hota : “Maaf pak, kenapa harus
berdasarkan pada kelas juga?”
Pelatih : “Ya anak muda, disini kita
memprioritaskan terlebih dahulu dari kelas atas lalu ke kelas bawah”.
Hota : “Ini sungguh tidak adil”.
Evans : “Diam kau, turuti saja perintah
dari pak pelatih” ujar Evans memotong dengan nada yang keras.
Pelatih : “Sudah sudah sekarang kalian bagi
team dan main dengan sportif”.
Evans
pun langsung mengambil alih untuk memimpin pembagian team tersebut.
Pertandinganpun dimulai dan tak terasa matahari sudah nampak ingin pulang.
Prittt
pritttt..
suara peluit akhir dari pertandingan tersebut.
Pelatih : “Hasilnya esok akan dipampang di
mading sekolah, kalian semua bisa melihatnya secara langsung disana”.
Hota : “Yahhhh, walaupun aku kelas D
tapi pasti aku bisa masuk kedalam team tersebut.”
Evans : “Sudahlah kau jangan terlalu
berharap bisa masuk, ikut seleksi saja kau seharusnya bangga, hahahah” celetus
Evans kepada Hota.
Namun sepertinya Hota sudah kebal dengan semua ucapan Evans yang mengarah kepadanya.
..........
Tunggu kelanjutannya ya SobatBahrul..
Namun sepertinya Hota sudah kebal dengan semua ucapan Evans yang mengarah kepadanya.
..........
Tunggu kelanjutannya ya SobatBahrul..
Ditunggu kelanjutannya bisa👍
BalasHapusDitunggulah kelanjutannya🔥
BalasHapusCepet2 deh bikin bag.2 nya
BalasHapusLanjutttttt👍
BalasHapusNext lagi ya👐
BalasHapusMantaapp👍
BalasHapusbagus
BalasHapusCukup menarik 😎
BalasHapusMantap, ditunggu part selanjutnya 👍
BalasHapusGa sabar buat nunggu kelanjutannyaa!! Semangat !!
BalasHapusBagus! dari judul saja sudah membuat saya bertanya-tanya penasaran. Lanjutkan, sob.
BalasHapusPlot twist nya dapet 👍
BalasHapusSukaasukaa
BalasHapusBaguss
BalasHapusMantapp
BalasHapusMantul nih
BalasHapusSugoiii
BalasHapusBaguss banget😊
BalasHapusDitunggu lanjutannya nun
BalasHapusDitunggu kelanjutannya
BalasHapusMantull
BalasHapus