Senin, 28 Oktober 2019

Ilmu Budaya Dasar 2

BAB III
Manusia dan Cinta Kasih

3.1 Pengertian Cinta Kasih
Berbicara mengenai cinta pasti kita tidak asing lagi karena kata-kata tersebut selalu terngiang-ngiang ditelinga kita, misalkan saja ketika kita mendengarkan radio, pasti ada lagu yang mendendangkan tentang cinta atau ketika kita baca buku atau novel, pasti kita lebih suka tema tentang percintaan dan itu adalah hal yang wajar karena pada usia puber inilah masa dimana seseorang mulai tertarik dengan lawan jenis dan hal itu selalu dikaitkan dengan cinta.
Pengertian cinta itu sendiri sulit dibedakan batasan ataupun pengertiannya, karena cinta merupakan salah satu bentuk emosi dan perasaan yang dimiliki individu. Dan sifatnyapun subyektif sehingga setiap individu akan mempunyai makna yang berbeda tergantung pada penghayatan serta pengalamannya.

3.2 Cinta Menurut Ajaran Agama
1. Islam
            Ada beberapa pengertian tentang cinta yang disebutkan dalam berbagai sumber. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata cinta diartikan sebagai perasaan saying dan kasih terhadap sesuatu atau orang lain. Secara istilah maka cinta dapat dimaknai sebagai suatu perasaan yang dialami manusai dan perasaan tersbebut menimbulkan kasih saying bagi yang merasakannya. Cinta dalam pandangan islam sendiri adalah limpahan kasih sayang Allah kepada seluruh makhluknya sehingga Allah menciptakan manusia dari sisinya dengan segala kesempurnaan.
            Adapun cinta yang sebenarnya atau cinta yang hakiki adalah milik Allah SWT. Karena hanya Allah lah yang maha sempurna dan maha pemilik cinta. Dalam pengertian lain islam juga memandang cinta sebagai dasar persaudaraan antar manusia dan perasaan yang melandasi hubungannya dengan makhluk lain seperti pada hewan dan tumbuhan. Ibnu Hazm sendiri menyebutkan bahwa cinta adalah seuatu naluri atau insting yang menggelayuti perasaan seseorang terhadap orang yang dicintainya.
Dalil Cinta Dalam Alqur’an
          Cinta adalah salah satu pokok kehidupan dan dalam Alqur’an kata cinta juga disebutkan dengan berbagai sinonim atau persamaan kata. Adapun ayat-ayat yang menyebutkan perihal cinta adalah sebagai berikut
§  Al Imran ayat 14
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). 

§  Al Imran ayat 92
لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّىٰ تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ ۚ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ
Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.

§  Al Hujurat ayat  7
وَاعْلَمُوا أَنَّ فِيكُمْ رَسُولَ اللَّهِ ۚ لَوْ يُطِيعُكُمْ فِي كَثِيرٍ مِنَ الْأَمْرِ لَعَنِتُّمْ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الْإِيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ
Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti kemauanmu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu mendapat kesusahan, tetapi Allah menjadikan kamu “cinta” kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus,

§  Maryam ayat 96
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ الرَّحْمَٰنُ وُدًّا
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.

2. Khonghucu
Dalam ajaran Khonghucu, selain menjunjung tinggi cinta kasih, agama ini juga menentang keras tindak kekerasan, baik yang dilakukan oleh negara kepada rakyatnya, maupun kekerasan yang dilakukan oleh sesama rakyat atau warga negara. Perbuatan kekerasan itu bisa dilakukan oleh orang yang mempunyai jabatan tinggi, juga bisa dilakukan orang biasa. Bisa dilakukan oleh remaja, bisa pula dilakukan oleh siapa saja yang tidak dapat mengendalikan dirinya. Karena itu setiap orang perlu dilatih untuk mengendalikan dirinya agar tidak berbuat sesuatu yang tidak pantas, termasuk melakukan perbuatan kekerasan.
Melatih orang mengendalikan diri itu, dalam Ru Jiau, harus dimulai dari kanak-kanak. Anak kecil mudah sekali melakukan tindak kekerasan kepada siapa saja yang menjadi sasaran kemarahannya. Jika anak kecil tidak diarahkan melalui pendidikan yang benar, setelah besar pasti akan berbuat kekerasan untuk melampiaskan amarahnya.  Pendidikan dalam agama Khonghucu diutamakan membantu siswa membina diri, menguasai emosi dan nafsunya dan meningkatkan kecerdasannya. Para remaja dilatih seni beladiri Kungfu dan kesenian Barongsay tujuannya untuk menyalurkan energy yang berlebihan. Dengan berkesinan dan beladiri itulah energi remaja tersalurkan dalam aktivitas positif yang bermanfaat baik bagi diri mereka.
Bagi mereka yang mendapatkan kepercayaan untuk memangku jabatan atau kekuasaan, wajib untuk memelihara dan menjaga kepercayaan tersebut dengan kejujuranb (Da Xue X: 14). Kejujuran itu tidak hanya ditujukan kepada sesama manusia dalam mengemban kewajibannya, melainkan pula dipertanggungjawabkan kepada Thian (Tuhan). Sebaliknya, jika dengan jabatannya seseorang memperkaua diri sendiri dan berdampak pada kesenghsaraan masyarakat, perbuatan itu bukan saja tidak bermoral tetapi juga merupakan pembangkangan terhadap Sang Khalik. Dan setiap tindakan tak terpuji akan selalu berakibat buruk pula (Shu Jing IV, V, 8).
Oleh karena itu seorang penganut Ru Jiao yang diselimuti Cinta Kasih akan menggunakan hartanya untuk membina diri, dan bukan sebaliknya menumpuk harta seraya mengabaikan sesamanya yang berkekurangan. Seorang pemangku jabatan yang berperi-Cinta Kasih, akan menginspirasi bawahannya untuk selalu berjalan pada jalan Kebanaran (Da Xue X: 20-21). (Xs. Tjandra R. Muljadi, 2006: 79)
Cinta Kasih itu sendiri merupakan dasar dari agama Khonghucu. Jin (cinta kasih) sangat erat kaitannya dengan Lee (kesusilaan), dimana cinta kasih berarti menempatkan diri dalam batas-batas kesulilaan dan hanya yang bersangkutan sendirilah yang dapat mengembangkannya. Kesusilaan mempunyai makna yang sangat luas dan dapat disimpulkan sebagai sopan santun hidup, meliputi seluruh aspek tata-pergaulan hidup manusia.
Selain cinta kasih, Ru Jiao juga memiliki ajaran sipiritual yang disebut Tiong (setia) dan Si (tenggang menenggang). Tiong adalah melaksanakan tugas sepenuh hati dan sepenuh tenaga. Si tidak melakukan perbuatan terhadap orang lain yang dirinya sendiri tidak mau diperlakukan dengan perbuatan semacam itu.
Ajaran Cinta Kasih Ru Jiao akan menjadi sempurna ketika ditopang oleh ajaran Delapan Kebijakan, yang meliputi Hauw (tindak laku baik), Tee (rendah hati), Tiong (setia), Sin (dapat dipercaya), Lee (kesusilaan),Gi (keadilan, kebenaran), Lhian (suci hati), dan Thi (tahu malu).

3. Kristen
Cinta, sama tuanya dengan sejarah manusia, bahkan seorang filsuf mengatakan bahwa nafas lebih pendek dari cinta, cinta lebih purba dari nafas..bahkan cinta tidak berakhir bila nafas berhenti (NGERRI). Ketika Tuhan menciptakan manusia, Adam dan Hawa, mereka terdiri dari laki laki dan perempuan (Kejadian 1:26). Manusia diciptakan dengan kemampuan saling mencintai, bersatu dalam perbedaan (Kejadian 2:24). CINTA adalah kekuatan yang mempersatukan manusia dalam perbedaan dan keunikannya sebagai laki-laki dan perempuan. CINTA, tidak dirancang Tuhan untuk memisahkan sepasang suami-istri meskipun ada perbedaan di antara mereka. CINTA ada pada semua manusia dan semua manusia memiliki kemampuan untuk saling mencintai, bukan mengobralnya.
Cinta sejati hanya ditemukan di dalam Yesus Kristus sebagai bukti nyata, Dia datang dari surga hanya untuk mati, karena dengan kematian-Nyalah dapat menebus dosa manusia yang jatuh kedalam dosa. Oleh karena itu apapun yang kita lakukan mari kita lakukan dengan cinta yang Tuhan berikan kepada kita sehingga apapun yang kita lakukan dapat berdampak bagi orang disekitar kita.

3.3 Kasih Sayang
Kasih sayang merupakan salah satu bentuk afeksi menurut teori psikologi. Namun secara harfiah kasih sayang merupakan bentuk respon kejiwaan terhadap pengaruh dari luar sehingga menimbulkan kemauan untuk peduli, empati, bahkan sedih dan marah. Sedangkan secara sempit, kasih sayang diartikan sebagai bentuk perasaan di antara dua pihak. Kasih sayang juga diartikan sebagai tahap awal yang dialami seseorang sebelum merasakan atau memberikan cinta. Menurut makna tersebut, seseorang yang memberikan perhatian dan rasa empati terhadap sesuatu dapat diartikan sebagai bentuk kasih sayang. Ketika tahap ini sudah matang maka akan berlanjut ke tahap mencintai. Jika diartikan lebih luas, kasih sayang adalah cerminan sikap menghormati, mengayomi, mengasihi, peduli, merawat, dan berempati kepada sesama makhluk ciptaan Tuhan. Kasih sayang tidak memandang apakah sesuatu itu benda mati atau hidup, tua atau muda, status sosial, jenis kelamin, nyata atau tidak nyata, ras, maupun golongan. Arti kasih sayang yang lain yaitu merupakan bentuk perasaan yang secara emosional mampu merubah pikiran, langkah, rencana, cita-cita, prinsip, maupun memantapkan apa yang telah dipunyai oleh seseorang. Dengan kata lain kasih sayang adalah sesuatu yang mampu merubah hidup seseorang dalam berbagai aspek. Sehingga kasih sayang menjadi hal yang penting bagi keberlangsungan hidup.
Kasih sayang dapat terbentuk karena sesuatu terjalin dan berhubungan. Kasih sayang dapat tercipta karena kebutuhan akan perlidungan, kenyamanan, maupun pengayoman, keinginan untuk menjaga, merawat, maupun memimpin, kepedulian dan merasa memiliki atau bertanggung jawab atas sesuatu atau seseorang. Kasih sayang juga dapat terbentuk karena hutang budi atau sesuatu yang terjadi di masa lalu.
Contoh Kasih Sayang
Afeksi ini seringkali terbentuk di antara hubungan antar makhluk misalnya keluarga, sahabat, antar lawan jenis, antar tetangga, dan sebagainya. Hubungan antara makhluk dengan Tuhan juga terbentuk kasih sayang. Contoh kasih sayang lainnya yaitu hubungan antara pemilik hewan dengan hewan peliharaannya atau seseorang dengan pekerjaannya.
Tercipta atau terbentuknya kasih sayang tidak dapat dihindari maupun dihentikan. Namun bentuk ekspresi kasih sayang seperti kepedulian, perhatian, kesedihan, bahkan kemarahan dapat dipilih dan diatur agar sesuai dengan kodisi, posisi, dan sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Mengekspresikan kasih sayang menjadi sebuah kebutuhan sekaligus keharusan bagi setiap individu namun dalam kadar dan intesitas yang berbeda-beda.
3.4 Pemujaan
             Pemujaan berasal dari kata puja yang berate penghormatan. Pemujaan juga bisa diartikan kita memuja sesuatu yang kita yakini baik tuhan, leluhur dan kepercayaan yang lain. Pemujaan kepada tuhan adalah perwujudan cinta manusia kepada tuhan atas rasa syukur yang telah diberikan olehnya. Cara pemujaan dalam kehidupan manusia tentunya terdapat perbedaan sesuai dengan ajaran agama, kondisi sosial, situasi atau hukum adat tertentu.




BAB IV
Manusia dan Keindahan

4.1 Keindahan
Keindahan atau keelokan merupakan sifat dan ciri dari orang, hewan, tempat, objek, atau gagasan yang memberikan pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Sebuah "kecantikan yang ideal", adalah sebuah entitas yang dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan keindahan dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya.
Keindahan pada dasarnya adalah alamiah. Alam itu ciptaan tuhan. Ini berarti bahwa keindahan itu ciptan tuhan. Keindahan menyangkut kualitas hakiki dari segala benda yang mengandung kesatuan (unity), keselarasan (harmony), kesetangkupan (symetri), keseimbangan (balance), dan pertentangan (contrast). Dari ciri-ciri itu diambil kesimpulan,bahwa keindahan tersusun dari keselarasan dan pertentangan dari garis, warna, bentuk, nada dan kata-kata. Keindahan adalah kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Dua hal yang indah yang selalu berdampingan. Dua hal tersebut juga berdampingan dengan Manusia. Manusia diberikan keindahan yang sangat luar biasa oleh Tuhan Yang Maha Esa. Oleh sebab itu, manusia diharapkan untuk selalu menjaga keindahan-keindahan yang dimilikinya, yang ada pada dirinya agar senantiasa keindahan tersebut dapat berguna dan dinikmati oleh semua orang, serta untuk mengetahui suatu keindahan dibutuhkan hal-hal seperti renungan, keserasian, kehalusan dan kontemplasi.

4.2 Renungan
        Renungan memiliki 1 arti. Renungan berasal dari kata dasar renung. Renungan memiliki arti dalam kelas nomina atau kata benda sehingga renungan dapat menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan, Renungan merupakan salah satu cara agar kita bisa memperbaiki diri sendiri. Hal ini bisa dilakukan oleh pribadi sendiri atau dengan bantuan orang lain, seperti dalam acara motivasi.

4.3 Keserasian
Keserasian memiliki 1 arti. Keserasian berasal dari kata dasar serasi. Keserasian memiliki arti dalam kelas nomina atau kata benda sehingga keserasian dapat menyatakan nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan. Keserasian juga dapat menimbulkan keindahan. Sudah tidak salah lagi ketika suatu yang dikatakan serasi pasti akan timbul tentang keindahan, baik tuisan, bentuk, ataupun karya lainnya. Keserasian tentu erat kaitannya dengan perpaduan, pertentangan, seimbang, dan ukuran.

Referensi:

Ilmu Budaya Dasar 1


BAB I
ILMU BUDAYA DASAR SEBAGAI SALAH SATU MATA KULIAH DASAR UMUM

1.1  Pengertian IBD
IBD (Ilmu Budaya Dasar) adalah ilmu pengetahuan yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia serta kebudayaan. Istilah IBD dikembangkan petama kali di Indonesia sebagai pengganti istilah basic humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris “the Humanities”. Adapun istilah humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin Humanus yang artinya manusia, budaya, dan halus.
Pengertian Ilmu Budaya Dasar Menurut Ahli
Prof Dr.Harsya Bactiar mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar yaitu:
1. Ilmu-ilmu Alamiah (natural scince)
Ilmu-ilmu alamiah bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah. Caranya ialah dengan menentukan hukum yang berlaku mengenai keteraturan-keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk menentukan suatu kualitas. Hasil analisis ini kemudian digeneralisasikan. Atas dasar ini lalu dibuat prediksi.

2. Ilmu-ilmu Sosial (social scince)

Ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antara manusia. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah. Tapi hasil penelitiannya tidak 100% benar, hanya mendekati kebenaran. Sebabnya ialah keteraturan dalam hubungan antara manusia initidak dapat berubah dari saat ke saat.

3. Pengetahuan Budaya (The Humanities)

Bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan kenyataan kenyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti. Pengetahuan budaya (the humanities) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup keahlian (disilpin) seni dan filsafat.
Sedangkan ilmu budaya dasar (Basic Humanities) adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan kata lain IBD menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan pemikiran serta kepekaan mahasiswa dalam mengkaji masalah masalah manusia dan kebudayaan.
1.2  Tujuan IBD
Ilmu Budaya Dasar diharapkan dapat memberi pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. IBD sebagai salah satu usaha untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nlai budaya, baik yang menyangkut orang lain dan alam sekitarnya, maupun yang menyangkut dirinya sendiri.
1.3  Ruang Lingkup IBD
1.      Hakikat manusia sebagai makhluk berbudaya.
2.      Hubungan manusia dengan kebudayaan.  
3.      Hubungan manusia dengan unsur-unsur kemanusiaan seperti cinta kasih, keindahan, keadilan, penderitaan, pandangan hidup, tanggung jawab, kegelisahan, dan harapan.



BAB II
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
2.1 Pengertian Manusia
Terdapat banyak definisi menurut para ahli ternama tentang manusia namun pengertiannya definisi manusia itu sendiri bisa pahami secara bahasa bahwa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain).  Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
Manusia juga dapat diartikan berbeda-beda baik menurut sudut pandang biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.

Beberapa Pengertian Manusia menurut Para Ahli:
  1. Paula J. C. & Janet W. K.
Menurut Paula J. C. & Janet W. K. Manusia merupakan makhluk yang terbuka, bebas memilih makna di dalam setiap situasi, mengemban tanggung jawab atas setiap keputusan, yang hidup secara berkelanjutan, serta turut menyusun pola hubungan antar sesama dan unggul multidimensional dengan berbagai kemungkinan.
  1. Omar Mohammad Al – Toumi Al – Syaibany
Menurut Omar Mohammad Al – Toumi Al – Syaibany, pengertian manusia adalah makhluk yang mulia. Masuia merupakan makhluk yang mampu berpikir, dan menusia merupakan makhluk 3 dimensi (yang terdiri dari badan, ruh, dan kemampuan berpikir / akal). Manusia di dalam proses tumbuh kembangnya dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor keturunan dan faktor lingkungan.
  1. Kees Bertens
Menurut Kees Bertens, manusia adalah setiap makhluk yang terdiri dari dua unsur yang satuannya tidak dapat dinyatakan dalam bentuk apapun.
  1. Upanisads
Menurut Upanisads, manusia merupakan sebuah kombinasi dari beberapa unsur kehidupan seperti roh (atman), pikiran, jiwa, dan prana (tubuh / fisik).

2.2  Pengertian Hakikat Manusia
Hakikat manusia merupakan makhluk yang memiliki 3 unsur yaitu roh, nafsu dan rasio, dimana  roh merupakan simbol kebaikan, nafsu sebagai simbol keburukan dan penggunaan kedua unsur tersebut kemudian dikontrol dan dikendalikan oleh rasio/akal (plato).    

Hakikat manusia adalah makhluk yang memiliki sifat sosial, individualitas, dan moralitas, yang mana sifat tersebut menjadi dasar dan tujuan dari kehidupan manusia yang sewajarnya atau menjadi dasar dan tujuan setiap orang dan kelompoknya. Dengan keberadaan sifat itu pula maka setiap manusia akan saling membutuhkan, saling membantu, dan saling melengkapi dan juga selalu berinteraksi dengan manusia lain untuk mencapai tujuan hidupnya, dan interaksi tersebut merupakan wadah untuk pertumbuhan dan perkembangan kepribadiannya (M.J. Langeveld :1955). 
Hakikat manusia adalah keberadaan kontrak sosial dari manusia itu sendiri, yaitu setiap orang harus menghargai dan menjaga hak orang lain (Thomas Hobbes).
Hakikat manusia merupakan sosok makhluk sosial yang ditandai dengan keberadaan kontrak sosial di dalamnya. Dimana manusia itu sendiri tidak dapat menjalani kehidupannya secara sendiri-sendiri,sehingga harus saling menghargai antar sesama dan saling menjaga hak-hak satu sama lain (Tafsir : 2010). 

2.3  Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Berikut beberapa pendapat para ahli: 
1.      Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
2.      Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
3.      Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial, norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual, dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
4.      Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
5.      Menurut Selo Soemardjan, dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
6.      Menurut M.Selamet Riyadi, Budaya adalah suatu bentuk rasa cinta dari nenek moyang kita yang diwariskan kepada seluruh keturunannya
7.      Menurut Koentjaraningrat kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, dan tindakan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dimiliki manusia dengan belajar
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian bahwa kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan, dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku, dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang semuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

2.4  Unsur-Unsur Kebudayaan
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
1.     Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
o    alat-alat teknologi
o    sistem ekonomi
o    keluarga
o    kekuasaan politik
2.     Bronislaw Malinowski mengatakan 4 unsur pokok kebudayaan meliputi:
o    sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
o    organisasi ekonomi
o    alat-alat, dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
o    organisasi kekuatan (politik)
3.     C. Kluckhohn mengemukakan ada 7 unsur kebudayaan secara universal (universal categories of culture) yaitu:
o    bahasa
o    sistem pengetahuan
o    sistem teknologi, dan peralatan
o    sistem kesenian
o    sistem mata pencarian hidup
o    sistem religi
o    sistem kekerabatan, dan organisasi kemasyarakatan

2.5  Wujud Kebudayaan
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
·         Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilainorma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak yaitu tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan, dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
·         Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling 
berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati, dan didokumentasikan.
·         Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan 
fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur, dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
Sedangkan menurut Koentjaraningrat, wujud kebudayaan dibagi menjadi nilai budaya, sistem budaya, sistem sosial, dan kebudayaan fisik.
·         Nilai-nilai Budaya
Istilah ini, merujuk kepada penyebutan unsur-unsur kebudayaan yang merupakan pusat dari semua unsur yang lain. Nilai-nilai kebudayaan yaitu gagasan-gagasan yang telah dipelajari oleh warga sejak usia dini, sehingga sukar diubah. Gagasan inilah yang kemudian menghasilkan berbagai benda yang diciptakan oleh manusia berdasarkan nilai-nilai, pikiran, dan tingkah lakunya.
·         Sistem Budaya
Dalam wujud ini, kebudayaan bersifat abstrak sehingga hanya dapat diketahui dan dipahami. Kebudayaan dalam wujud ini juga berpola dan berdasarkan sistem-sistem tertentu.
·         Sistem Sosial
Sistem sosial merupakan pola-pola tingkah laku manusia yang menggambarkan wujud tingkah laku manusia yang dilakukan berdasarkan sistem. Kebudayaan dalam wujud ini bersifat konkret sehingga dapat diabadikan.
·         Kebudayaan Fisik
Kebudayaan fisik ini merupakan wujud terbesar dan juga bersifat konkret. Misalnya bangunan megah seperti candi Borobudur, benda-benda bergerak seperti kapal tangki, komputer, piring, gelas, kancing baju, dan lain-lain

2.6  Orientasi Nilai Budaya
Orientasi nilai budaya adalah sebuah bentuk konsep yang dimana hidup dalam alam fikiran dan juga lain sebagainya dari sebagian besar dari warga hingga masyarakat terhadap apa yang dimana menjadi sangatlah berharga di dalam menjalani hidup.
S          istem nilai budaya dalam masyarakat dimanapun di dunia, secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia, yaitu:
1.      Hakikat Hidup Manusia (MM)
2.      Hakikat Karya Manusia (MK)
3.      Hakikat Waktu Manusia (MW)
4.      Hakikat Alam Manusia (MA)
5.      Hakikat Hubungan Manusia (MM)

2.7  Perubahan Kebudayaan
Secara umum perubahan kebudayaan dapat diartikan sebagai suatu peristiwa pergeseran atau perkembangan unsur-unsur kebudayaan yang terjadi dalam masyarakat akibat benturan antar unsur yang berbeda sehingga sampai pada keadaan yang tidak serasi dengan fungsinya bagi kehidupan.
Perubahan kebudayaan ini mencakup semua aspek mulai dari kesenian, ilmu pengetahuan, filsafat, teknologi bahkan perubahan ini juga terjadi pada aturan-aturan yang sudah berlaku. Dimana perubahan kebudayan ini akan terus menerus berlangsung sesuai dengan dinamika yang terjadi pada masyarakat.
Terjadinya perubahan kebudayaan ini ditandai dengan budaya lama masyarakat yang dianggap tidak lagi sesuai dengan perkembangan zaman sehingga dibentuk kesatuan buadaya baru yang dianggap lebih sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman.

Bentuk-bentuk Perubahan Kebudayaan dari Berbagai Segi. Berdasarkan dari peristiwa perubahan kebudayaan yanng terjadi dalam masyarakat, maka ada beberapa bentuk perubahannya. Diantara bentuk perubahan kebudayaan terjadi tersebut adalah:

1. Perubahan Kebudayaan dari Segi Waktu

Kalau dilihat berdasarkan waktu, perubahan kebudayaan dapat terjadi melalui dua cara yakni, evolusi dan revolusi.
a. Evolusi atau Perubahan Kebudayaan Secara Lambat
Perubahan kebudayaan evolusi merupakan suatu perubahan kebudayaan yang terjadi dalam skala kecil secara beruntut dalam waktu yang relatif lama. Perubahan ini terjadi pada masyarakat dengan sendirinya tanpa ada tekanan. Perubahan ini merupakan salah satu upaya masyarakat dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan baru yang timbul di masyarakat. Sebagai contoh adalah perubahan masyarakat tradisional menjadi masyarkat modern.
b. Revolusi atau Perubahan Kebudayaan Secara Cepat
Perubahan revolusi dapat diartikan sebagai suatu perubahan kebudayaan yang terjadi pada sendi-sendi pokok masyarakat secara besar-besaran dan berlangsung pada kurun waktu yang relatif singkat.
Sebagai contoh fenomena revolusi,  dapat kita lihat peristiwa yang terjadi pada Revolusi Industri di Inggris pada abad ke 17, Revolusi Pertanian yang terjadi pada abad ke 18 di Inggris, Revolusi Perancis yang terjadi pada abad ke 18, Revolusi Kemerdekaan negara tercinta Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

2. Perubahan Kebudayaan dari Segi Sifat

Dilihat dari sifatnya perubahan kebudayaan juga dibedakan menjadi dua macam, yakni:
a. Progersif: merupakan suatu bentuk perubahan kebudayaan yang mengacu pada arah yang lebik baik atau sempurna. Dapat dikatakan bahwa progresif ini sebagai gerakan langkah maju dari suatu kebudayaan.
b. Regresif: merupakan suatu perubahan kebudayaan ke arah yang lebih menurun atau suatu gerakan mundur dari sebuah kebudayaan. Cepat atau lambat, maju atau mundurnya suatu perubahan kebudayaan yang terjadi pada masyarakat bergantung pada letak kebudayaan itu berada.

Faktor Terjadinya Perubahan Kebudayaan

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya suatu perubahan kebudayaan ini disebabkan oleh:
a.Perubahan Kebudayaan yang Dikehendaki
Perubahan kebudayaan yang dikehendaki adalah perubahan yang terjadi karena adanya pihak-pihak yang merencanakan agar terjadi perubahan kebudayaan pada masyarakat. Pihak yang merencanakan untuk menghendaki terjadinya perubahan kebudayaan ini disebut sebagai agent of change.
Agent of change ini adalah pihak atau lembaga kepercayaan suatu masyarakat seperti pemerintahan. Contoh dari perubahan yang dikehendaki ini adalah program imunisasi dan program KB.
b. Perubahan Kebudayaan yang Tidak Dikehendaki
Perubahan Kebudayaan yang Tidak Dikehendaki merupakan perubahan kebudayaan yang terjadi akibat dari peristiwa yang tidak terduga atau diluar kendali masyarakat. Biasanya memberikan dampak gangguan yang menyebabkan masalah pada masyarakat. Sebagai contoh adalah banjir, gunung meletus dan tanah longsor.

2.8  Kaitan Manusia dan Kebudayaan
Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia tetapi apakah sesederhana itu hubungan keduanya Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda beda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya. Tampak bahwa keduanya akhinya merupakan satu kesaluan. Contoh sederhana yang dapat kita lihat adalah hubungan antara manusia dengan peraturan-peraturan kemasyarakatan. Pada saat awalnya peraturan itu dibuat oleh manusia, setelah peraturan itu jadi, maka manusia yang membuatnya harus patuh kepada peraturan yang dibuatnya sendiri itu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan & karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri. Apa yang tercakup dalam satu kebudayaan tidak akan jauh menyimpang dari kemauan manusia yang membuatnya. Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama lain. Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu:
1.        Ekstemalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya. Melalui ekstemalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia
2.        Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk  perilaku manusia.
3.        Intemalisasi, yaitu prosesdimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarkatnya sendiri agar dia dapat hidup dengan baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat. Apabila manusia melupakan bahwa masyarakat adalahciptaan manusia, dia akan menjadi tersing atau tealinasi. Manusia dan kebudayaaan, atau manusia dan masyarakat, oleh karena itu mempunyai hubungan keterkaitan yang erat satu sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita tidak dapat lagi membedakan mana yang lebih awal muncul manusia atau kebudayaan. Analisa terhadap kebudayaan keduanya harus menyertakan pembatasan masalah dan waktu agar pengalisaan dapat dilakukan dengan lebih cermat.

Referensi :