Senin, 28 Oktober 2019

Ilmu Budaya Dasar 1


BAB I
ILMU BUDAYA DASAR SEBAGAI SALAH SATU MATA KULIAH DASAR UMUM

1.1  Pengertian IBD
IBD (Ilmu Budaya Dasar) adalah ilmu pengetahuan yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia serta kebudayaan. Istilah IBD dikembangkan petama kali di Indonesia sebagai pengganti istilah basic humanitiesm yang berasal dari istilah bahasa Inggris “the Humanities”. Adapun istilah humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin Humanus yang artinya manusia, budaya, dan halus.
Pengertian Ilmu Budaya Dasar Menurut Ahli
Prof Dr.Harsya Bactiar mengemukakan bahwa ilmu dan pengetahuan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar yaitu:
1. Ilmu-ilmu Alamiah (natural scince)
Ilmu-ilmu alamiah bertujuan mengetahui keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam alam semesta. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah. Caranya ialah dengan menentukan hukum yang berlaku mengenai keteraturan-keteraturan itu, lalu dibuat analisis untuk menentukan suatu kualitas. Hasil analisis ini kemudian digeneralisasikan. Atas dasar ini lalu dibuat prediksi.

2. Ilmu-ilmu Sosial (social scince)

Ilmu-ilmu sosial bertujuan untuk mengkaji keteraturan-keteraturan yang terdapat dalam hubungan antara manusia. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode ilmiah sebagai pinjaman dari ilmu-ilmu alamiah. Tapi hasil penelitiannya tidak 100% benar, hanya mendekati kebenaran. Sebabnya ialah keteraturan dalam hubungan antara manusia initidak dapat berubah dari saat ke saat.

3. Pengetahuan Budaya (The Humanities)

Bertujuan untuk memahami dan mencari arti kenyataan-kenyataan yang bersifat manusiawi. Untuk mengkaji hal ini digunakan metode pengungkapan peristiwa-peristiwa dan kenyataan kenyataan yang bersifat unik, kemudian diberi arti. Pengetahuan budaya (the humanities) dibatasi sebagai pengetahuan yang mencakup keahlian (disilpin) seni dan filsafat.
Sedangkan ilmu budaya dasar (Basic Humanities) adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Dengan kata lain IBD menggunakan pengertian-pengertian yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan budaya untuk mengembangkan wawasan pemikiran serta kepekaan mahasiswa dalam mengkaji masalah masalah manusia dan kebudayaan.
1.2  Tujuan IBD
Ilmu Budaya Dasar diharapkan dapat memberi pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. IBD sebagai salah satu usaha untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan pemikiran serta kemampuan kritikalnya terhadap nilai-nlai budaya, baik yang menyangkut orang lain dan alam sekitarnya, maupun yang menyangkut dirinya sendiri.
1.3  Ruang Lingkup IBD
1.      Hakikat manusia sebagai makhluk berbudaya.
2.      Hubungan manusia dengan kebudayaan.  
3.      Hubungan manusia dengan unsur-unsur kemanusiaan seperti cinta kasih, keindahan, keadilan, penderitaan, pandangan hidup, tanggung jawab, kegelisahan, dan harapan.



BAB II
MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
2.1 Pengertian Manusia
Terdapat banyak definisi menurut para ahli ternama tentang manusia namun pengertiannya definisi manusia itu sendiri bisa pahami secara bahasa bahwa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain).  Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
Manusia juga dapat diartikan berbeda-beda baik menurut sudut pandang biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.

Beberapa Pengertian Manusia menurut Para Ahli:
  1. Paula J. C. & Janet W. K.
Menurut Paula J. C. & Janet W. K. Manusia merupakan makhluk yang terbuka, bebas memilih makna di dalam setiap situasi, mengemban tanggung jawab atas setiap keputusan, yang hidup secara berkelanjutan, serta turut menyusun pola hubungan antar sesama dan unggul multidimensional dengan berbagai kemungkinan.
  1. Omar Mohammad Al – Toumi Al – Syaibany
Menurut Omar Mohammad Al – Toumi Al – Syaibany, pengertian manusia adalah makhluk yang mulia. Masuia merupakan makhluk yang mampu berpikir, dan menusia merupakan makhluk 3 dimensi (yang terdiri dari badan, ruh, dan kemampuan berpikir / akal). Manusia di dalam proses tumbuh kembangnya dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor keturunan dan faktor lingkungan.
  1. Kees Bertens
Menurut Kees Bertens, manusia adalah setiap makhluk yang terdiri dari dua unsur yang satuannya tidak dapat dinyatakan dalam bentuk apapun.
  1. Upanisads
Menurut Upanisads, manusia merupakan sebuah kombinasi dari beberapa unsur kehidupan seperti roh (atman), pikiran, jiwa, dan prana (tubuh / fisik).

2.2  Pengertian Hakikat Manusia
Hakikat manusia merupakan makhluk yang memiliki 3 unsur yaitu roh, nafsu dan rasio, dimana  roh merupakan simbol kebaikan, nafsu sebagai simbol keburukan dan penggunaan kedua unsur tersebut kemudian dikontrol dan dikendalikan oleh rasio/akal (plato).    

Hakikat manusia adalah makhluk yang memiliki sifat sosial, individualitas, dan moralitas, yang mana sifat tersebut menjadi dasar dan tujuan dari kehidupan manusia yang sewajarnya atau menjadi dasar dan tujuan setiap orang dan kelompoknya. Dengan keberadaan sifat itu pula maka setiap manusia akan saling membutuhkan, saling membantu, dan saling melengkapi dan juga selalu berinteraksi dengan manusia lain untuk mencapai tujuan hidupnya, dan interaksi tersebut merupakan wadah untuk pertumbuhan dan perkembangan kepribadiannya (M.J. Langeveld :1955). 
Hakikat manusia adalah keberadaan kontrak sosial dari manusia itu sendiri, yaitu setiap orang harus menghargai dan menjaga hak orang lain (Thomas Hobbes).
Hakikat manusia merupakan sosok makhluk sosial yang ditandai dengan keberadaan kontrak sosial di dalamnya. Dimana manusia itu sendiri tidak dapat menjalani kehidupannya secara sendiri-sendiri,sehingga harus saling menghargai antar sesama dan saling menjaga hak-hak satu sama lain (Tafsir : 2010). 

2.3  Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Berikut beberapa pendapat para ahli: 
1.      Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
2.      Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
3.      Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial, norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual, dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
4.      Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
5.      Menurut Selo Soemardjan, dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
6.      Menurut M.Selamet Riyadi, Budaya adalah suatu bentuk rasa cinta dari nenek moyang kita yang diwariskan kepada seluruh keturunannya
7.      Menurut Koentjaraningrat kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, dan tindakan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dimiliki manusia dengan belajar
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian bahwa kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan, dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku, dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang semuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

2.4  Unsur-Unsur Kebudayaan
Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut:
1.     Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu:
o    alat-alat teknologi
o    sistem ekonomi
o    keluarga
o    kekuasaan politik
2.     Bronislaw Malinowski mengatakan 4 unsur pokok kebudayaan meliputi:
o    sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
o    organisasi ekonomi
o    alat-alat, dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
o    organisasi kekuatan (politik)
3.     C. Kluckhohn mengemukakan ada 7 unsur kebudayaan secara universal (universal categories of culture) yaitu:
o    bahasa
o    sistem pengetahuan
o    sistem teknologi, dan peralatan
o    sistem kesenian
o    sistem mata pencarian hidup
o    sistem religi
o    sistem kekerabatan, dan organisasi kemasyarakatan

2.5  Wujud Kebudayaan
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
·         Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilainorma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak yaitu tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan, dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
·         Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling 
berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati, dan didokumentasikan.
·         Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan 
fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret di antara ketiga wujud kebudayaan. Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur, dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.
Sedangkan menurut Koentjaraningrat, wujud kebudayaan dibagi menjadi nilai budaya, sistem budaya, sistem sosial, dan kebudayaan fisik.
·         Nilai-nilai Budaya
Istilah ini, merujuk kepada penyebutan unsur-unsur kebudayaan yang merupakan pusat dari semua unsur yang lain. Nilai-nilai kebudayaan yaitu gagasan-gagasan yang telah dipelajari oleh warga sejak usia dini, sehingga sukar diubah. Gagasan inilah yang kemudian menghasilkan berbagai benda yang diciptakan oleh manusia berdasarkan nilai-nilai, pikiran, dan tingkah lakunya.
·         Sistem Budaya
Dalam wujud ini, kebudayaan bersifat abstrak sehingga hanya dapat diketahui dan dipahami. Kebudayaan dalam wujud ini juga berpola dan berdasarkan sistem-sistem tertentu.
·         Sistem Sosial
Sistem sosial merupakan pola-pola tingkah laku manusia yang menggambarkan wujud tingkah laku manusia yang dilakukan berdasarkan sistem. Kebudayaan dalam wujud ini bersifat konkret sehingga dapat diabadikan.
·         Kebudayaan Fisik
Kebudayaan fisik ini merupakan wujud terbesar dan juga bersifat konkret. Misalnya bangunan megah seperti candi Borobudur, benda-benda bergerak seperti kapal tangki, komputer, piring, gelas, kancing baju, dan lain-lain

2.6  Orientasi Nilai Budaya
Orientasi nilai budaya adalah sebuah bentuk konsep yang dimana hidup dalam alam fikiran dan juga lain sebagainya dari sebagian besar dari warga hingga masyarakat terhadap apa yang dimana menjadi sangatlah berharga di dalam menjalani hidup.
S          istem nilai budaya dalam masyarakat dimanapun di dunia, secara universal menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia, yaitu:
1.      Hakikat Hidup Manusia (MM)
2.      Hakikat Karya Manusia (MK)
3.      Hakikat Waktu Manusia (MW)
4.      Hakikat Alam Manusia (MA)
5.      Hakikat Hubungan Manusia (MM)

2.7  Perubahan Kebudayaan
Secara umum perubahan kebudayaan dapat diartikan sebagai suatu peristiwa pergeseran atau perkembangan unsur-unsur kebudayaan yang terjadi dalam masyarakat akibat benturan antar unsur yang berbeda sehingga sampai pada keadaan yang tidak serasi dengan fungsinya bagi kehidupan.
Perubahan kebudayaan ini mencakup semua aspek mulai dari kesenian, ilmu pengetahuan, filsafat, teknologi bahkan perubahan ini juga terjadi pada aturan-aturan yang sudah berlaku. Dimana perubahan kebudayan ini akan terus menerus berlangsung sesuai dengan dinamika yang terjadi pada masyarakat.
Terjadinya perubahan kebudayaan ini ditandai dengan budaya lama masyarakat yang dianggap tidak lagi sesuai dengan perkembangan zaman sehingga dibentuk kesatuan buadaya baru yang dianggap lebih sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman.

Bentuk-bentuk Perubahan Kebudayaan dari Berbagai Segi. Berdasarkan dari peristiwa perubahan kebudayaan yanng terjadi dalam masyarakat, maka ada beberapa bentuk perubahannya. Diantara bentuk perubahan kebudayaan terjadi tersebut adalah:

1. Perubahan Kebudayaan dari Segi Waktu

Kalau dilihat berdasarkan waktu, perubahan kebudayaan dapat terjadi melalui dua cara yakni, evolusi dan revolusi.
a. Evolusi atau Perubahan Kebudayaan Secara Lambat
Perubahan kebudayaan evolusi merupakan suatu perubahan kebudayaan yang terjadi dalam skala kecil secara beruntut dalam waktu yang relatif lama. Perubahan ini terjadi pada masyarakat dengan sendirinya tanpa ada tekanan. Perubahan ini merupakan salah satu upaya masyarakat dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan baru yang timbul di masyarakat. Sebagai contoh adalah perubahan masyarakat tradisional menjadi masyarkat modern.
b. Revolusi atau Perubahan Kebudayaan Secara Cepat
Perubahan revolusi dapat diartikan sebagai suatu perubahan kebudayaan yang terjadi pada sendi-sendi pokok masyarakat secara besar-besaran dan berlangsung pada kurun waktu yang relatif singkat.
Sebagai contoh fenomena revolusi,  dapat kita lihat peristiwa yang terjadi pada Revolusi Industri di Inggris pada abad ke 17, Revolusi Pertanian yang terjadi pada abad ke 18 di Inggris, Revolusi Perancis yang terjadi pada abad ke 18, Revolusi Kemerdekaan negara tercinta Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

2. Perubahan Kebudayaan dari Segi Sifat

Dilihat dari sifatnya perubahan kebudayaan juga dibedakan menjadi dua macam, yakni:
a. Progersif: merupakan suatu bentuk perubahan kebudayaan yang mengacu pada arah yang lebik baik atau sempurna. Dapat dikatakan bahwa progresif ini sebagai gerakan langkah maju dari suatu kebudayaan.
b. Regresif: merupakan suatu perubahan kebudayaan ke arah yang lebih menurun atau suatu gerakan mundur dari sebuah kebudayaan. Cepat atau lambat, maju atau mundurnya suatu perubahan kebudayaan yang terjadi pada masyarakat bergantung pada letak kebudayaan itu berada.

Faktor Terjadinya Perubahan Kebudayaan

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya suatu perubahan kebudayaan ini disebabkan oleh:
a.Perubahan Kebudayaan yang Dikehendaki
Perubahan kebudayaan yang dikehendaki adalah perubahan yang terjadi karena adanya pihak-pihak yang merencanakan agar terjadi perubahan kebudayaan pada masyarakat. Pihak yang merencanakan untuk menghendaki terjadinya perubahan kebudayaan ini disebut sebagai agent of change.
Agent of change ini adalah pihak atau lembaga kepercayaan suatu masyarakat seperti pemerintahan. Contoh dari perubahan yang dikehendaki ini adalah program imunisasi dan program KB.
b. Perubahan Kebudayaan yang Tidak Dikehendaki
Perubahan Kebudayaan yang Tidak Dikehendaki merupakan perubahan kebudayaan yang terjadi akibat dari peristiwa yang tidak terduga atau diluar kendali masyarakat. Biasanya memberikan dampak gangguan yang menyebabkan masalah pada masyarakat. Sebagai contoh adalah banjir, gunung meletus dan tanah longsor.

2.8  Kaitan Manusia dan Kebudayaan
Secara sederhana hubungan antara manusia dan kebudayaan adalah manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia tetapi apakah sesederhana itu hubungan keduanya Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda beda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya. Tampak bahwa keduanya akhinya merupakan satu kesaluan. Contoh sederhana yang dapat kita lihat adalah hubungan antara manusia dengan peraturan-peraturan kemasyarakatan. Pada saat awalnya peraturan itu dibuat oleh manusia, setelah peraturan itu jadi, maka manusia yang membuatnya harus patuh kepada peraturan yang dibuatnya sendiri itu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan & karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri. Apa yang tercakup dalam satu kebudayaan tidak akan jauh menyimpang dari kemauan manusia yang membuatnya. Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis, maksudnya saling terkait satu sama lain. Proses dialektis ini tercipta melalui tiga tahap yaitu:
1.        Ekstemalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya. Melalui ekstemalisasi ini masyarakat menjadi kenyataan buatan manusia
2.        Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia. Dengan demikian masyarakat dengan segala pranata sosialnya akan mempengaruhi bahkan membentuk  perilaku manusia.
3.        Intemalisasi, yaitu prosesdimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Maksudnya bahwa manusia mempelajari kembali masyarkatnya sendiri agar dia dapat hidup dengan baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat. Apabila manusia melupakan bahwa masyarakat adalahciptaan manusia, dia akan menjadi tersing atau tealinasi. Manusia dan kebudayaaan, atau manusia dan masyarakat, oleh karena itu mempunyai hubungan keterkaitan yang erat satu sama lain. Pada kondisi sekarang ini kita tidak dapat lagi membedakan mana yang lebih awal muncul manusia atau kebudayaan. Analisa terhadap kebudayaan keduanya harus menyertakan pembatasan masalah dan waktu agar pengalisaan dapat dilakukan dengan lebih cermat.

Referensi :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar